Jangan Tanya Kapan Wisuda

Isa Oktaviani
By -
0

Kapan wisuda ?
Pertanyaan yang sering muncul kala bertemu dengan teman lama atau keluarga dikampung. Tapi, mereka tidak tahu bahwa pertanyaan itu menusuk jiwa, merobek nurani. Apalagi kalimat yang muncul tersebut terlalu sering didengar hingga telinga bosan untuk mengolah suara yang datang.

Bukankah wisuda bisa diraih pada waktu yang tepat bukan tepat waktu. Artinya apa, ketika lulus kita tidak harus bersusah payah mencari pekerjaan atau sampai jadi pengangguran tetapi selesai wisuda sudah ditunggu oleh ratusan lowongan pekerjaan. Bisa jadi tanpa harus melamar tetapi pekerjaanlah yang datang kepada kita.

Perihal wisuda, tidak semudah yang dibayangkan orang. Tak seindah melepar toga untuk mendapatkan foto epik dan unik. Tak semudah syukuran dan makan-makan dengan keluarga. Menuju wisuda, ada sekemulit kisah yang harus dilewati.

Mulai dari diri sendiri yang malas mengerjakan, sehingga skripsi terlantar. Selain keinginan yang kurang, masalah lain adalah dosen yang sulit ditemui. Ketika semangat sedang mengebu-gebu untuk menyelesaikan tugas akhir tetapi dosen tak susah didatangi.

Rencana mau konsultasi tetapi harapan melayang ke awan karena semangat langsung diturunkan oleh keadaan. Kala semangat kembali berkobar, lagi-lagi dosen sulit dijumpai. Semangat yang tadi nyala seperti api Avatar, kini harus surut lagi.

Tidak hanya itu saja, mahasiswa tugas akhir biasa menghabiskan waktu untuk bekerja sehingga lebih baik menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan daripada harus menunggu yang tidak pasti. Waktu konsultasi yang tak terjadwal, tak pasti kapan dosen akan datang.

Kapan wisuda?
Sebuah pertanyaan menurunkan kepercayaan diri. Sebuah kata yang menyiksa hari-hari bahagia. Tanpa disadari, hal itu sangat menganggu sehingga malas sekali mendengarnya. Lebih baik bertanya kabar dan kesibukan saat ini, bukan malah sibuk dengan urusan wisuda orang lain.

Kapan wisuda?
Bukan sesuatu yang esensial untuk sebuah pertemanan dan keluarga. Ada hal yang lebih penting untuk dibahas tanpa menambah beban mahasiswa tingkat akhir. Kita lebih baik membangun relasi penuh rasa cinta, bukan membunuh karakter seseorang.
Hubungan antar sesama harus bertumbuh dengan hal-hal yang membuat mereka merasa nyaman.

Daripada bertanya kapan wisuda, lebih baik sharing pengalaman ketika menghadapi tugas akhir atau jika semangatnya mulai pudar, berilah kata-kata yang mampu menyemangati dia. Jangan sibuk bertanya kapan wisuda, tetapi pahami dulu alasannya hingga saat ini belum juga wisuda.

#Day7
#IsaNaumiChallenge

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)