Unconditional Love

Isa Oktaviani
By -
0


“Kusadar ku tak seindah mentari hangatkan dinginnya resah hatimu, kusadar ku tak seindah melodi mengiringi jejak langkahmu” itu lah sepengal lirik lagu yang dinyanyikan Risa dengan gitar manis nya ditaman belakang rumahnya. Cewek yang terlihat tomboy ini kemana-mana memang tidak lupa dengan gitarnya itu. Disela-sela kesibukan kuliah, ia menyempatkan diri untuk bermain gitar.

“makin romantis aja lagu yang kamu mainkan, Ris.” Puji Eca kepada Risa
“ biasa aja ca, itu lagu kesukaan aku”. Jawab Risa dengan sedikit malu.
“ Aku tau, itu lagu pasti untuk Aditkan ?, sinidir Eca
“tau aja sih, ca”.

Memang Risa sangat menyukai lagu itu, alasannya karna lagu itu dirasa tepat untuk pengungkapan hatinya kepada Adit kekasihnya. Meski terlihat tomboy, tapi Risa termasuk cewek yang romantis. Ia suka membuat kata-kata indah.

ketika malam menghampiri, mungkin mata ini tak bisa memandang indahnya senyummu itu, tapi bintang akan datang membawa lukisan namamu dihatiku”

Sepenggal sajak yang pernah dilansirkan Risa kepada Adit. Menurutnya, dengan tulisan itulah pengungkapan seluruh isi hatinya. Tak jarang Adit jadi tersipu malu karena ungkapan dari Risa.
“kamu ya paling bisa buat aku selalu tersenyum,” pujian pun terlontar dari Adit.
“Iya, kenapa sayang ? itu yang aku rasa sekarang.”

Percakapan panjangpun mereka lalui hingga menambah hangatnya malam tanpa bintang tersebut. Ketika suasana semakin larut, malam pun tak berkutik untuk menghalangi tawa yang mereka tautkan.
Risa adalah mahasiswi disalah satu universitas di Bogor. Ia merasa sangat bahagia mempunyai pacar yang perhatian, karna ia tinggal jauh dari orang tua dan kurang dapat perhatian juga. Awalnya memang mereka menjalin hubungan jarak jauh dan Adit pun sangat jarang ngasi kabar ke Risa. Tapi dengan penuh setia Risa tetap menunggu meski dengan serentetan rasa dihati. Tak jarang juga, sekumpulan tanya terbesit dalam bibir manis teman-temannya.

“Ris, kamu masih mikirin Adit ?” Eca bertanya dengan muka sinisnya.
“ iya, memangnya kenapa ca ?” jawab Risa dengan nada santai
“ bukannya dia gak pernah kasi kabar ?”
“dia gak kasi kabar karna ada alasan ca”
Meski Risa sudah memberi pengertian kepada Eca, tetapi dia tetap saja ngotot memberi pandangan lain kepada Risa, sahabatnya.

“ eh, Ris, kalo memang cowok sayang sama ceweknya, ia akan berusaha untuk bisa menghubunginya. Bukan kayak si Adit”
“huusss, kok kamu jadi ngomong gitu, ca ??”
“Iya ni si Echa, ndak liat kawannya lagi galau tingkat badai” sambar Angel sahabat dekat mereka
“Maaf, maaf. Bukan maksud aku gitu, tapi aku geram liat tingkah cowok gitu.” Eca pun merasa bersalah.

“tapi janagn ngomong gitu kali , ca.” lanjut Angel
“udah, udah, kok malah jadi rebut,” sambung Risa
“dah ya ris, jangan sedih lagi.” Eca pun member nasehat.

Risa masih terlihat murung karena memang udah beberapa hari tidak ada kabar dari Adit. Meski sudah terbiasa dengan keadaan itu, tapi dia merasa sedih dengan keadaannya. Kenapa tidak bisa seperti yang lain, bisa merasakan indahnya menjalin sebuah hubungan. Tapi dengan kesetiaan dan kerelaan hati ia tetap menunggu adit.
Hingga pada waktu yang ditunggu, akhirnya Adit pun lulus diperguruan tinggi negeri yang sama dengan Risa, kebetulan Adit adalah adik tingkatnya Risa.

“selamat malam popo, apa kabar?” pesan singkat dari Adit
 Ini beneran sms dar Adit” ( gumam Risa dalam hati)
Ia sempat ngak percaya ada sms dari adit, karena hampir satu bulan ngak ada kabar dari kekasihnya itu.

Tililit…tililit…tililit, bunyi handphone Risa, jelas saja itu adit yang menelpon. Ternyata adit sudah ada di Bogor dan ngajak ketemuan.

“ po, aku kangen. Kita bisa ketemu kan?” sapa Adit kepada Risa
“hmm,, aku juga kangen kamu pu. Iya, kapan mau ketemu nya?” jawab Risa dengan riangnya
“ sekarang aku ke kost kamu ya, nanti kita jalan”

Mereka berduapun menghabiskan hari itu bersama, berkeliling kota Bogor.
Tentu saja Risa sangat bahagia, kenapa tidak, ia sangat menyayangi Adit yang kini baru memberi kabar kepadanya.  Sampai beberapa bulan mereka semakin dekat dan seperti tak terpisahkan saja.
Pada suatu hari, Adit terlihat sangat cuek sama Risa, sms ngak dibalas telpon juga ngak diangkat.
Tepat saja malamnya adalah malam minggu dimana telah dijadwalkan untuk mereka bersama. Risa pun mengungkapkan ketidaksukaannya akan sifat cuek adit. Hingga tanpa terasa disetiap alunan kata-katanya diiringi tetesan air mata.

“pu, kamu tau kan, aku ngak suka sama orang cuek. Kamu kalo ada orang lain bilang saja, jangan diamkan aku seperti ini.” Tegas Risa dengan nada sendunya
“ po, popo sayang. Dah, dah jangan nangis lagi ( ucap Adit sambil mengucap air mata dari pipi manis itu)

Adit pun memeluk Risa bermaksud menenangkannya. Kata-kata dari bibir sendu Risapun tak mampu terucap lagi, karena tangisan dari mata indahnya semakin tak mampu terhentikan.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka bermaksud jalan bersama kesebuah taman, karena kebetulan hari itu adalah hari ulang tahun Risa. Merekapun menghabiskan waktu berdua dan banyak moment yang diabadikan dengan foto maupun video.

Hari senin, kembali Risa harus ngampus lagi. Ia tak menyangka hari itu akan menjadi hari terburuk baginya.
Ia terus mencoba menghubungi Adit, tetapi tak pernah ada jawaban darinya. Kegelisahanpun dirasakan cewek tomboy ini.
Setiap kali merasa gelisah, ia selalu ditemani gitar nya. Ia pun menyanyikan lagu-lagu kesukaan yang mewakili isi hatinya saat itu.

“ hai Ris, kok kamu galau lagi? Bukan nya kemarin habis jalan sama adit kan?” tanya Eca dengan seriusn
“aku pun ngak tau ca, hari ini aku hubungi dia tapi gak ada balasan dari nya.” Risa menjawab dengan suara pelan
“postitif thinking aja ris, mungkin dia lagi ada kesibukan,” Angel dating coba menenangkan
Tapi hal itu terjadi lagi, setiap kali risa menghubungi adit selalu tidak menjawab. Hal yang sama berulang hingga dua minggu.
“ca, adit kenapa ya, kok aku hubungi selalu gak ada jawaban,” tanya Risa kepada sahabatnya, Eca
“mungkin udah ada yang baru,” gumam Eca
“huss…jangan suka nuduh gitu. Coba tanya kawannya kenapa dia gak kasi kabar.” Angel kembali coba menenangkan Risa
“ udah njel, tapi kata temannya dia ada kok dikost malah sibuk main hp terus.”
Hati Risa semakin kacau balau dan tidak tahu kenapa Adit berubah seperti itu.

“Meski berulang kali kau tak acuhkan perkataanku, hati ini tetap menunggu sampai kau bicara
Janji yang pernah kau ucap itu hanya mimpi tak bernyawa, kau yang dulu ada disini
Sekarang menjadi bisu, bisu hanya kepadaku
Dingin seperti es, keras seperti batu, tak sanggup untukku merubahnya
Hati mu yang dulu dekat, kini jauh entah dimana. Entah siapa pemiliknya
Mungkinkah kita bisa mengejarnya, menjadi sayap-sayap pembawa kedamaian”
Itulah sepenggal puisi yang dibuat Risa untuk adit

Risa pun mulai bertengkar dengan hati nya, ia bermaksud untuk meninggalkan adit karena adit telah mengabaikannya. Karena waktu itu ia sempat minta antar pergi tetapi adit tidak merespon,  Cuma read pesan risa saja. Setiap kali risa minta tolong , adit selalu mengabaikan, padahal dulunya adit selalu siap membantu. Tapi sekarang telah berubah. Melihat perubahan itu, Risa mulai bingung harus gimana, akhirnya ia memutuskan menyibukkan diri dengan mengikuti organisasi dikampusnya.

“eh ris, tadi aku ada ketemu Adit dijalan” 
“ nah, terus?” tanya Risa kepada Eca
“bukannya kamu senang kalo ada dia?” lanjut Eca
“aku udah putus sama Adit,” jelas Risa
“hah, aku dah bilang kan, dia itu bukan cowok yang baik untuk kamu.” Tanggap Eca

“iya, aku tau itu, tapi aku tetap sayang sama dia meski dia udah menyia-nyiakan aku.”
“apa sih yang kamu lihat dari Adit, si cowok yang sok sibuk dan telah mengabaikan kamu.  Apa dia gak sadar, kamu udah berkorban untuk dia, malah sekarang ninggalin kamu tanpa alasan,”
“udah lah ca, mungkin kehadiran ku hanya buat ia ngak nyaman aja.” Jawab Risa

“kamu tu ya ris, dulu dia gak tau apa-apa disini, tapi kamu yang nuntun dia, kok dia gak tau terima kasih gitu, mentang-mentang udah gak ada perlu sama kamu lagi lantas dia pergi,”
“jangan bahas lagi ca, sekarang kamu bantu aku lupain dia.” Pinta Risa kepada sahabatnya , Eca

Risa hanya bisa tersenyum menghadapi ceritanya bersama Adit, meski banyak harapan darinya kepada cowok berginsul itu namun semua telah hilang bersama mimpi tak bertuan.
Akhir-akhir ini Risa terlihat sibuk dengan organisasinya dan ia mulai lupa dengan adit, tetapi kekuatan cinta seorang wanita memang tak semudah ombak menghapus lukisan diatas pasir, cinta yang begitu tulus tetap ada untuk adit. Ia terus berusaha melupakan, meski ada hati yang baru menghampiri, ia tetap mengharapkan setangkai cinta dari Adit.

Entah sampai kapan ia akan melupakannya, mungkin sampai ada yang benar-benar mampu menghapus nama adit dihatinya atau bahkan sampai adit kembali padanya. Karena telah banyak hati coba menghampiri namun cintanya kepada adit begitu besar dan mungkin takkan tergantikan oleh sembarang hati.

Ini lah kisah ketulusan cinta dari seorang gadis tomboy yang rela berkorban apapun demi seseorang yang benar-benar ia cintai namun pada akhirnya ia pun disia-siakan.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)