Catatan Perjalanan Tahun 2019

Isa Oktaviani
By -
0

Catatan Perjalanan Tahun 2019


Waktu begitu cepat berlalu, tanpa terasa tahun 2019 telah berlalu dan sekarang memulai yang baru. Tahun 2020 sudah dapat dekapan. Pasti bakalan rindu dengan semua yang telah terjadi di tahun 2019 maka sebelum rindu memanggil, aku akan membuat penawarnya terlebih dahulu. Sebuah catatan perjalanan sebagai ramuan pengobat rindu akan tersuguhkan di sini.


1. Januari

Bulan perdana diawali dengan perjalanan keliling Yogyakarta bersama dua orang teman. Plesiran ini diawali dengan liburan ala fresh graduate sebulan di Kediri, Jawa Timur. Beberapa candi kami sambangi, mulai dari Candi Prambanan, Sewu hingga Candi Plaosan. Tak lupa juga main-main ke taman pintar, menikmati malam di tugu Yogya dan pastinya eksplore Malioboro dan Beringharjo demi pemenuhan bawa oleh-oleh untuk keluarga.



Malioboro dan Beringharjo selalu jadi tempat favorite bagi aku karena banyak batik yang murah-murah dan juga bakpianya sangat aku sukai. Perjalanan ke Yogya Januari ini merupakan yang ketiga tapi entah mengapa Yogya selalu dirindukan dan aku suka. Apalagi, kali ini jalan sama teman yang punya hobi serupa jadi tambah asik eksplorenya.

Ketika pulang ke Kalbar karena udah setahun pergi (faktanya nggak sampai 2 bulan karena berangkat Desember 2018 dan kembali Januari 2019), sebagai pecinta alam, udah lama sekali pengen daki gunung tapi sayang di Kalbar tidak punya gunung tapi ada banyak bukit di sini. Untuk menunainya keinginan itu, aku mengajak beberapa teman mendaki. Awalnya, kami berencana mau mendaki di bukit Bellew, Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau tetapi sayang ketika sampai di kaki bukit, warga sekitar mengabarkan akses di sana di tutup. Hal ini karena alam di sana tidak terlalu menerima banyak tamu berkunjung. Akibat dari kemarahan alam tersebut, ada 3 orang warga sekitar meninggal dalam kurun waktu seminggu. Setelah kejadian itu, Bukit Bellew tidak di buka kembali untuk pendaki umum.

Satu-satunya bukit yang bisa didatangi adalah Bak Munt, masih berada di kabupaten yang sama tetapi memang dari pemandangan, tentu lebih bagus Bellew. Hanya saja, kita tetap bisa menikmati lembutnya belaian angin, segarnya sapaan udara pagi dan hangatnya persaudaraan sesama pendaki.

2. Pebruari

Pebruari benar-benar memberikan cintanya kepadaku karena aku dapat melihat dan ngobrol langsung dengan salahsatu tokoh idola. Bertemu Merry Riana, sang motivator yang amat kuidolakan karena proses berjuangnya yang sangat menginspirasi. Akhirnya bisa ketemu, terimakasih semesta.

Sebelum bertemu Merry Riana, aku dan temanku juga memproduksi beberapa film dengan tema toleransi. Mulai dari pembuatan film pendek kisah persahabatan beda agama dan suku serta taburan cinta di Cap Go Meh.

Bulan kasih sayang juga memberikan kesempatan untukku menjadi salahsatu fasilitator Women Will dari Google, sebuah kegiatan yang memfasilitasi kaum perempuan pelaku usaha untuk mempromosikan usahanya lewat digital.

Pengalaman berharga kembali diraih ketika aku menjadi asisten peneliti mahasiswa S2 National University of Singapore (NUS). Selain dapat kenalan baru, aku juga dapat banyak asupan informasi yang sangat bermanfaat karena thesis yang diangkat berkaitan erat dengan beberapa topik sejarah di Kalbar. Lagi-lagi, terimakasih semesta. Mengenal teman dari NUS ini, menjadi moment juga untukku bertemu kembali dengan teman-teman di Mimbar Untan, mengulas cerita lama dan juga berbagi ide untuk kegiatan bersama hingga tertahan berjam-jam di bandara.

3. Maret

Sebagai seorang blogger yang turut serta mempublikasikan dan membantu perkembangan UMKM di Pontianak, aku ikut beberapa kegiatan promosi kuliner, mulai dari siomay hingga ice cream. Memang menyenangkan, selain bisa makan enak dan gratis juga bisa cerita dengan orang-orang yang punya semangat positif sehingga bisa berbagi energi baik.

Maret juga menjadi moment berjumpa dengan Bunda Anna, memang setiap ke Pontianak, pasti ketemu dan menyerap semangat positif dari bunda. Selalu senang dengan semua masukan dan nasehat bunda Anna.

Bulan Maret juga sangat membahagiakan karena aku berhasil mendapatkan buku Give Away 1 tahun Sintang Membaca, bukunya bagus: Sapiens karya Yoval Noah.

Selain itu, aku berkesempatan sharing tentang cerdas bermedia sosial dan kiat menangkal hoax bersama ibu-ibu menyusui Kalbar. Rasanya senang sekali karena bisa berbagi bersama bagaimana kita seharusnya bijak bermedia sosial dan tidak mudah termakan hoax.

Bersama Komunitas Bela Indonesia Kalbar, kami mengadakan seminar "Merawat Kebhinekaan untuk Tangkal Radikalisme". Dalam kegiatan ini juga ada peluncuran buku yang isinya kami tulis bersama sebagai bahan berbagi cerita baik merawat persaudaraan.

Maret di tutup dengan kampanye anti hoax bersama Hoax Crisis Center di Sintang. Berbagi dengan semua masyarakat tentang cara menangkal hoax, mendeteksi dan melawannya. Semoga, hoax semakin berkurang dan kita lebih bijak ketika berselancar di dunia maya.

Sekian, terimakasih Maret.

4. April

April di buka dengan manis karena bisa kembali menyelenggarakan Kunjungan ke Rumah Ibadah bersama teman-teman di Pontianak untuk belajar dan harapannya bisa saling memahami agama satu sama lain. Perjalanan perdana kami kunjungan ke Klenteng.

Perjalanan semakin manis karena bisa ketemu lagi dengan personil Kotak Band meski tidak bisa nonton konser mereka tapi masih bisa menyapa juga udah senang. 

Di bulan ini juga kami dilibatkan kegiatan Kemenag Kalbar untuk diskusi bersama peran lintas organisasi untuk merawat kebhinekaan di Kalbar. Meski memang kegiatannya bisa dibilang tidak ada tindak lanjut tapi setidaknya kita bisa saling mengenal dan bisa kontak-kontakan untuk merencanakan gerak baik bagi Indonesia.

Baru kali ini aku merasa sangat senang ketika ada kegiatan diskusi dengan tema yang lumayan berat, tentang korupsi tapi bawaannya jangan kelar dulu diskusinya. Hal ini tak lain karena acara ini tidak monoton, seseali diselingi dengan musik. Bung Hatta Kalimantan Tour: Diskusi Musikal di dua kampus sekaligus, UPB Pontianak dan IAIN Pontianak. Bersyukur teman-teman dari Bung Hatta Anti Corrouption Award (BHACA) mempercayakan kami sebagai panitia lokalnya.

April belum berakhir, proses belajar terus dilakukan. Kali ini proposalku diterima dan lolos jadi bagian 25 peserta dari 75 pendaftar untuk belajar Solution Journalism di Jakarta. Rasanya senang sekali karena dapat ilmu baru dan aku tambah bahagia karena tema yang diangkat tentang Pluralism. 

Karena gemar menulis, aku juga melibatkan diri sebagai penulis di sporta Indonesia untuk beberapa kegiatan di April, salahsatunya pertandingan basket antar pelajar dan mahasiswa di Kalbar. Pengalaman baru dan cukup menyenangkan.

Di buka dengan kunjungan ke Kelenteng, April kemudian di tutup dengan kunjungan ke Vihara. Selalu senang kalau berkunjung di sana karena ada senam Satu Keluarga dan semua peserta pasti bahagia dengan senam yang disuguhkan oleh INLA.

5. Mei

Mei begitu manis karena dibuka kembali dengan kunjungan rumah ibadah. Kali ini aku dan teman pemuda lintas iman berkujung ke Gereja Katedral, belajar bersama dan memperoleh pengetahuan baru. Frater Nera membimbing semua peserta untuk dapat informasi dasar tentang Agama Katiolik.

Hal paling menakjubkan bagi aku adalah, ketika kami kunjungan ke Pura dan ada buka puasa bersama. Ini merupakan pertama dan uniknya lagi, yang menyediakan makanan buka puasa justru dari teman-teman yang tidak berpuasa. Sungguh indah toleransi anak muda di Kalbar ini.

Mei ditutup dengan bahagia dengan kegiatan nonton bareng serta diskusi More Than Work. Di sini banyak membahas bagaimana peran perempuan yang berkarier, bagaimana mereka di dunia kerja dan apa saja tantangan yang harus dihadapi. Ternyata sangat banyak, tidak begitu banyak ruang kerja yang bisa menerima perempuan dengan baik. Seperti jabatan yang mengutamakan laki-laki, upah yang berbeda antara laki-laki dan perempuan meski beban kerjanya sama. Dalam masyarakat patriarki, perempuan selalu dianggap tidak bisa setara dengan laki-laki.

6. Juni

April lalu, aku bergabung di bisnis Prudential dan dua bulan berlalu akhirnya bisa dapat angpao. Bisnis prudential tidak melulu soal uang tetapi soal niat yang tulus untuk membantu orang terdekat melindungi diri mereka dan merencanakan keuangan mereka.

Sebagai salahsatu pemuda yang peduli keberagaman, aku kembali terlibat dalam kegiatan workshop tangkal radikalisme untuk Indonesia lebih toleran. Kegiatan ini dari PKUB atau dari Kemenag RI.

.
.
Kita tutup sampai Juni dulu, lanjut di Part 2.
Baca selanjutnya: Catatan Perjalanan bagian kedua

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)