Bumi Ayu : Peran Perempuan, Alam, dan HAM

Isa Oktaviani
By -
0

Bumi Ayu : Peran Perempuan, Alam, dan HAM


Dara Kirai adalah gadis kampung yang memiliki cita-cita sederhana. Dia hidup bahagia berdampingan dengan kekayaan alam yang melimpah di Bayan, surga cinta bagi semua anak kecil. 

Bumi Ayu Sebuah Novel by Restiana Purwaningrum

Penulis    : Restiana Purwaningrum
Penerbit  : Pataba Press
Terbit      : Maret, 2019
Tebal       : 247 Halaman


Hidup dan bertumbuh di lingkungan dengan alam yang subur memiliki daya tarik tersendiri. Seperti yang dikisahkan dalam Novel Bumi Ayu karya Restiana Purwaningrum ini. Suasana Bayan bagaikan surganya dunia, semua serba ada dan mudah. Sungai bersih sehingga tak sulit mendapatkan ikan, hutan rindang nan asri menjadi tempat aman dan nyaman bagi semua penghuninya. Akan tetapi, kebahagiaan itu harus direnggut tat kala sebuah perusahaan sawit memporakporandakan Bayan, surganya orang kampung termasuk Dara Kirai dan Inai Ranggai, tak terkecuali Bumi Ayu dan abangnya Byan Borneo. Dua kakak beradik yang pernah menikmati indahnya masa kecil di Bayan.

Dara Kirai, Bumi Ayu Novel


Membaca novel karya perdananya Resti ini seperti sedang menyaksikan kekacauan di tanah sendiri, Borneo yang dinobatkan sebagai paru-paru dunia, puluhan tahun lalu. Sayang, sumber oksigen semua mahluk itu sekarang tak semanis dulu, tak hijau oleh dedaunan asri karena sudah terpapar kebun sawit. Cara Resti mendekripsikan cerita lewat Dara Kirai, Inai Ranggai, Bumi Ayu, Byan Borneo dan Rimba Samudera seolah sedang membicarakan keadaan Borneo saat ini. Kebun sawit datang, ada masyarakat yang menolak tetapi ada pula yang menerima.

Dalam tulisan dengan bahasa sehari-hari ini kita diajak untuk ikut larut dalam kesedihan dan konflik yang dialami oleh mereka yang melawan. Perempuan dalam hal ini Inai dan Dara Kirai bisa dikatakan tokoh utama perlawanan, nasib pahit harus ditelan bulat-bulat dan siap ditinggalkan orang tercinta mereka untuk selama-lamanya. Selain bicara soal keterpurukan alam, novel ini juga mengajak kita bertemu dengan suramnya penegakan HAM dan seolah terjadi pembiaran terhadap perjuangan masyarakat kecil. Yaa, related dengan kejadian sekarang.

Lewat novel ini, kita kembali disadarkan bahwa menjaga alam itu adalah tanggungjawab bersama apalagi menurut WWF bahwa di tahun 2020 atau tahun ini, Kalimantan akan kehilangan 75% hutannya. Adalah tugas kita bersama untuk menjaga paru-paru dunia agar kita bisa bernafas dengan lega dan nyaman.

Byan Borneo, Bumi Ayu Novel


Novel dengan kisah yang dekat dengan kita dan diaksarakan juga lewat bahasa sehari-hari ini sangat mudah dipahami, tidak berat melainkan sangat ringan tapi cukup menguras emosi dan air mata. Tulisan berjumlah 247 halaman ini akan ditampilkan dalam bentuk monolog dan musik di kota asal penulisnya, Sintang pada 29 Februari 2020 mendatang.

Karya seperti ini sangat cocok dibaca oleh semua kalangan dan membacanya juga tidak membutuhkan waktu yang lama tetapi sehari saja cukup. Setelah membaca, kamu akan tahu sendiri gimana polemik pergerakan anak muda dan orang tua terutama mereka yang peduli pada kelestarian alam serta keadilan.

Selamat membaca
selamat membersamai Dara Kirai 

Bumi Ayu Novel

Rimba Samudera, Bumi Ayu Novel




Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)