Cerita Gadis Rimba : Putih Abu-abu, Masa yang Berkesan

Isa Oktaviani
By -
0

Certita Gadis Rimba : Putih Abu-abu, Masa yang Berkesan


Sejak lulus SMP, aku bingung harus melanjutkan sekolah di mana. Kakakku memilih untuk melanjutkan di desa tempat nenekku dan aku tidak memilih untuk sekolah di sana. Entah kenapa, aku kurang suka dengan sekolah-sekolah di sekitar tempat tinggal nenek. Kakakku mengambil kejuruan, di sekolah baru. Tidak hanya dia, ada tiga atau empat orang angkatan kami memilih sekolah yang sama. Awalnya aku ingin ke Pontianak, sekolah tempat Bu Nevi pernah menempuh SMA nya, tapi tidak diberi izin sama keluarga. Tak satupun sanak saudara yang tinggal di Pontianak yang jaraknya hanya dua jam perjalanan dari kampung kami dengan kendaraan bermotor.



”Jangan kau sekolah ke Pontianak. Nanti tinggal sama siapa,” kata mamakku.

“Tinggal sama Pak Ahmad (guru MTK ku),” sahutku.


Aku mulai membujuk. Kalau tidak di rumah guruku itu, ya tinggal di kos atau dimana saja boleh. Tapi, karena aku belum pernah merantau sendirian dan dianggap masih kecil baru lulus SMP sehingga izin tinggal sendirian tidak didapatkan. 


“Kakakmu nelpon, katanya SMA di Pahauman, Landak saja,” timpal mamak.

“Ya udah, aku ngikut aja,” jawabku.


Kak Yelly, kakakku yang nomor 3 saat itu sedang bekerja di salahsatu Credit Union dan ditugaskan di Pahauman, Landak. Kebetulan dia diberi satu rumah dinas selama bertugas di sana dan tidak terlalu jauh dari rumah dinasnya itu, ada sekolah negeri. Akupun didaftarkan di SMA Negeri 2 Sengah Temila. 


Hari pertama masuk, aku kagum banget dengan sekolah ini karena posisinya di ketinggian dan banyak rumput hijau serta pohon rindang. Sudah membayangkan asiknya bersantai dengan teman-teman. Aku di antar kakak sampai gerbang depan sekolah, tak satupun yang kukenal saat itu. Bingung, kayak orang bodo juga iya karena baru pertama di lingkungan baru yang sama sekali tak mengenal siapapun sedangkan yang lain, sepertinya mereka banyak dari sekolah yang sama. Hari pertama kami dikumpulkan oleh pengurus OSIS, memberi arahan untuk penyambutan siswa baru atau Masa Orientasi Siswa (MOS). Keesokan harinya, kami udah siap dengan perlengakapan yang suruh bawa, kaos kaki hitam putih dan sebelah sandal, sebelah sepatu.


Kami semua berbaris dan dibagi kelompok. Ketuapun dipilih dan aku masuk dalam kelompok doi, cowok yang aku taksir di hari pertama. Dialah ketua kelompok kami. Perintahnya adalah kami harus menyelesaikan misi dengan melewati beberapa posko dan itu ternyata keliling pasar. Sebelum rombongan berangkat, terlebih dahulu kami harus bertukar celana, cowok menggunakan rok dan cewek menggunakan spannya si cowok, setelah itu barulah kami berangkat. Selama perjalanan, yel-yel harus dinyanyikan dengan semangat, posko demi posko dilewati dan akhirnya kami kembali ke sekolah.


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)