10 Kota Toleran 2020 versi Setara Institute

Isa Oktaviani
By -
0

10 Kota Toleran 2020 versi Setara Institute


Setara Institute kembali mengeluarkan laporan terkait indeks kota toleran (IKT) 2020. Berdasarkan laporan tersebut, Kota Salatiga menjadi kota yang paling toleran dari 10 kota di Indonesia dengan skor tertinggi.

Sumber: Tempo.co


10 kota tersebut yakni, Salatiga (skor 6,717), Singkawang (6,450), Manado (6,200), Tomohon (6,183), Kupang (6,037), Surabaya (6,033), Ambon (5,733), Kediri (5,583), Sukabumi (5,546), dan Bekasi (5,530).


Studi terkait indeks kota toleran ini dilaksanakan sepanjang 2020 pada 94 entitas kota di Indonesia. Setara Institute menggunakan metode triangulasi dalam penelutian tersebut dengan membandingkan data yang diperoleh dari scoring 8 indikator dengan data sekunder dan self assessment masing-masing pemerintah kota atau kabuoaten.


Delapan indikator yang dinilai adalah RPJMD, kebijakan Pemkot tentang toleransi, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat, pernyataan kepada publik, tindakan nyata pemerintah, demografi atau heterogenitas agama, dan inklusi sosial keagamaan. Hasil penghitungan triangulasi itu lalu diuji kembali dengan in-depth interview dengan tokoh-tokoh kunci di masing-masing kota.


Direktur Riset Setara Institute, Halili, mengungkap sejumlah atribut yang harus dimiliki kota toleran.


“Kota yang memiliki rencana dan kebijakan pembangunan yang kondusif bagi praktik dan promosi toleransi,” kata Halili, dalam konferensi pers daring, Kamis (25/2).


Selanjutnya, tindakan pejabat di kota tersebut juga harus kondusif bagi praktik tolerasi.


Berikutnya, kota toleran memiliki tingkat pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan yang rendah atau tidak ada sama sekali.


Terakhir, kota toleran harus menunjukkan upaya yang cukup dalam tata kelola keberagaman identitas warganya.


Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos memaparkan pihaknya sudah melakukan studi terkait toleransi ini sebanyak 4 kali, yakni pada 2015, 2017, 2018, dan 2020. Dalam jangka waktu itu, Naipospos menyebut terjadi dinamika toleransi yang cukup tinggi.


“Terbukti dari skor-skor indeks setiap kota, kalau dilihat dari laporan 2015-2020 terjadi dinamika yang cukup tinggi, ada kota-kota yang tadinya masuk 10 besar, terlempar, adanya yang tadinya skor rendah karena toleransinya buruk malah justru naik ke tingkat madya,” kata Bonar saat menyampaikan penjelasan terkait indeks kota toleran, dalam acara yang sama.


Bonar lalu mengambil contoh beberapa kota, seperti Pematang Siantar, yang selalu masuk 10 besar tapi pada 2020 terlempar dari posisinya. Kemudian, dia mengungkap sejumlah kota yang mengalami peningkatan toleransi, yakni Kota Bekasi, Bogor, dan DKI Jakarta.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)