Happy Valentine Day 2021

Isa Oktaviani
By -
0
Tanggal 14 Februari selalu ramai dengan ungkapan cinta, tapi memang lebih didominasi percintaan dengan pasangan, suami atau istri dan pastinya pacar. Tapi gimana dengan yang belum punya pasangan, haruskan juga ikut riak-riak valentine? Jawabannya yes, tentu saja bisa karena ungkapan cinta itu tak hanya untuk pasangan saja tetapi sangat luas, bisa untuk orang tua, teman dan juga sahabatmu.



Valentine 2021 ini, secara khusus aku ingin menyampaikan rasa cinta kepada kedua orangtuaku, aku kagum dengan mereka meski tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi sangat konsisten untuk mengantarkan kami ke bangku sekolah. Aku ingat sekali ketika kami sejak lahir hanya tinggal di hutan, minim akan akses informasi sehingga membuat aku tidak punya mimpi, tidak tahu akan menjadi apa. Orangtuaku juga menyekolahkan dengan alasan agar kelak tidak bekerja susah payah lagi seperti mereka, tidak perlu ke ladang atau nyadap karet, maunya kerja di kantor dan dapat gaji.

Aku kecil tidak tahu apa-apa, hanya tau berangkat sekolah dan pulang sekolah lalu nyadap karet untuk jajan sekolah. Kami memang keluarga yang kurang mampu, jajan harus cari sendiri dan tidak boleh manja. Tapi tak ada sama sekali keinginan untuk menyerah, malah rasanya sangat bahagia ketika bisa menikmati hasil dari hutan dan sungai. Makan ikan segar, buah dan sayuran semua dikonsumsi setelah dipanen, tanpa busuk dan benar-benar alami.

Tahun 2004 kami kemudian translokal, akses informasi mulai ada, sekolahpun sudah dekat rumah. Di situ aku mulai merangkai mimpi, ingin menjadi guru dan bisa bahasa inggris hanya karena kagum dengan sosok kepala sekolahku yang sangat baik personalitynya dan fasih bahasa Inggrisnya. Lalu, pengen juga menjadi dokter karena bapakku seorang perokok jadi aku ingin merawatnya kalau nanti dia sakit. Tapi, mimpi itu harus dikubur dalam - dalam ketika aku kuliah ternyata lulus di jurusan Teknik Informatika yang sama sekali tidak berhubungan dengan itu.

Tapi perjalanan menghantarkanku dengan berbagai aktivitas sosial yang kupikir ini juga sama baiknya menjadi guru dan dokter. Ketika hari - hari aku bekerja untuk isu perdamaian dan kemanusiaan, tidak hanya bisa mendidik anak-anak di sekolahku tetapi sangat banyak yang di jangkau. Kemudian, aku juga menjadi seorang perencana keuangan, jadi tidak hanya bisa merawat bapakku saja tetapi ada banyak orang yang bisa terbantu secara keuangan jika amit-amit mereka sakit atau terkena risiko.

Perjalanan ini mengajarkanku, rasa cinta dan peduli terhadap sesama akan membuat kita lebih mudah menjalani hari, terus bersyukur dengan apa yang terjadi membuat hari - hari jauh lebih ringan tanpa beban. Coba saja dulu orangtua ku tidak menyekolahkanku, pasti aku tidak akan seperti saat ini. Terima kasih untuk kalian, selamat valentine.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)