Refleksi 15 Hari Menulis Rutin

Isa Oktaviani
By -
2


“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 
― Pramoedya Ananta Toer ―


Refleksi 15 Hari Menulis Rutin. Banyak cara untuk menyampaikan rasa, misalnya dengan melukis, bermusik, film, atau foto. Tapi, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menulis. Segala rasa dapat diluapkan dengan untaian kata hingga menjadi sebuah cerita yang utuh.

Tapi, menulis bukanlah hal yang mudah jika tidak dilatih. Apalagi menulis rutin setiap hari. Rasanya cukup melelahkan, entah karena dihantui rasa malas atau memang tidak ada niat. Ini yang banyak terjadi kepada kita semua termasuk saya. Teramat sulit mampu menulis rutin dan menelurkan karya.

Kegundahan yang selama ini menjeratku akhirnya mulai terlepaskan. Ternyata memang harus ditantang. Buktinya, sekarang bisa menulis rutin dan sudah di hari ke-16. Wow, luar biasa, pencapaian yang tak seperti sebelumnya.

15 Hari sudah menulis dan setengah perjalanan menuju ke-30. Banyak memori yang mulai terkubur kini tergali kembali, kisah-kisah lama yang tak sempat tertuang akhirnya berhasil disusun menjadi satu cerita. Tetapi, diusiaku yang tak muda lagi, tentu sangat banyak kisah yang sudah dilalui. Masih banyak modal untuk memenangkan tantangan ini, haha

Menulis setiap hari rasanya seperti sedang minum teh es kala haus yang tak terbendung. Menyenangkan dan menjadi langkah maju untuk berubah. Dalam sebulan ini rasanya ada sesuatu yang harus tertuntaskan, memang ada beban jika tak menulis. Rasanya setiap detik ingin menulis tetapi itu hanya ingin saja, belum dilaksanakan.

Pulang ke rumah sudah capek dan akhirnya tidur. Terpaksalah pagi-pagi mulai meraba laptop dan membelai keyboardnya untuk menuntaskan haus dan dahaga karya hari ini.
Bulan ternyata sudah berganti, Mei telah berlalu. Tapi semangat menelurkan karya belum runtuh bahkan terkikis saja tidak. Sekali lagi terima kasih.

Tantangan tanpa ada penantang bagai sungai tanpa air, tak ada gunanya. Beruntunglah ada seseorang yang baik hati untuk melatih kebiasaan baiknya. Semoga berlangsung hingga selamanya dan semangat terus berkobar hingga membakar seluruh jiwa.

Robohlah segala malas yang ada, lunturlah segala kata-kata penundaan yang selama ini bernaung. Runtuhlah kerajaan menyimpan segala rasa dalam kepala tanpa mau menuliskannya. Sebab, sebaik-baiknya mengingat akan lebih baik jika dituliskan.

#Day16
#IsaNaumiChallenge



Post a Comment

2Comments

Post a Comment