Perjumpaan Cinta Kristen dan Muslim

Isa Oktaviani
By -
0

Perjumpaan Cinta Kristen dan Muslim


Sejak kecil, saya hidup sangat homogen karena hanya ada satu agama dan satu suku di ruang lingkup yang sama. Ketika mulai sekolah dasar, kehidupan itu tetap sama, guru dan teman sekolah juga sukunya sama, agama juga tetap sama, ya paling Katolik dan Protestan saja, tapi sama-sama Kristen. Namun, di pelajaran PPKN yang sekarang dikenal dengan pelajaran Kewarganegaraan, kami diberi pemahaman semboyan negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Ini terus yang kami hafal tapi aku sendiri tidak tahu maksudnya apa dan gimana proses sehari-harinya untuk kita tetap satu, aku tidak tahu agama lain, tidak kenal juga dengan suku lain, jadi semboyan itu sebatas hafalan saja.

Ngobrol bersama para pemuda dari berbagai suku dan agama, Pontianak, Kalbar

Ketika duduk di bangku kuliahlah baru aku mengalami kehidupan sesuai dengan semboyan tersebut dan tidak hanya habis di hafalan lagi. Tetapi, justru membuka mataku bahwa keragaman yang ada itu menimbulkan banyak persoalan, di mana-mana ada perkelahian, permusuhan bahkan fatalnya terjadi saling membunuh atas dasar agama dan suku. Saat aku kecilpun, ternyata di provinsi yang aku tempati sempat terjadi pertumpahan darah antar suku. Jadi mengerikan sekali dan dimana letak berbeda-beda tetapi tetap satu? Satu bangsa, satu Bahasa dan satu cinta Indonesianya? Mungkin sudah terkubur.


Agama yang harusnya hadir sebagai pemersatu karena tiap-tiap agama mengajarkan kebaikan tetapi justru digunakan sebagai alat untuk pemecah belah. Kenapa? Karena semua menklaim bahwa agamanya yang paling benar dan catatan sejarah yang pernah dialami agama tertentu justru dijadikan tameng untuk melanjutkan permusuhan. Bukankah dalam kitabnya mengutamakan kebaikan dan persaudaraan? Entahlah, kita terlalu repot untuk rebutan tiket menuju surga. Hal yang paling jadi pertanyaan besar adalah, kenapa justru Kristen dan Muslim seperti musuh bebuyutan, padalah mereka ini kakak adik. Adakah pusat perjumpaan yang mengulas titik temu perdamaian dan cinta kasih antara Kristen dan Muslim?


Pertanyaan ini terjawab saat aku mengikuti webinar “Relasi Muslim dan Non Muslim di Era Nabi Muhammad” dengan pembicara utama seorang ustadz dan juga frater Katolik. Ternyata, ruang jumpa dan ayat-ayat cinta antara Kristen dan Muslim itu ada di dalam Alquran khususnya. Namun, ini tidak banyak di bahas apalagi di kegiatan yang hanya satu agama saja. Ayat-ayat tersebut hanya muncul di forum dialog lintas iman.


“Dalam Alquran kata Nasrani yang merujuk langsung orang-orang Kristen muncul sebanyak 14 kali. Itu artinya bahwa orang Kristen dianggap saudara oleh sang Nabi” kata Ust. Nurcholish, penulis Buku Kristen Bertanya Muslim Menjawab.


Ust. Nurcholish menceritakan juga bagaimana hubungan antara Nabi Muhammad dengan orang Nasrani kala itu. “Ketika Nabi Muhammad berkumpul dengan para sahabat, kalau zaman sekarang kongkowlah gitu di warung kopi, lalu ada rombongan membawa jenazah orang Nasrani menuju TPU. Nabi Muhammad mengajak para sahabat berdiri dan menghormatinya, tetapi ada sahabatnya yang protes. Nabi mengatakan kepada sahabatnya itu: tidak apa-apa kita menghormatinya meskipun dia adalah orang Nasrani tetapi kita menhormatinya sebagai sesame manusia,” Ust. Nur menjelaskan.


Ternyata tidak hanya itu saja, Nabi Muhammad juga pernah membagi Masjid Nabawi untuk sholat dan kebaktian. Kala itu, ada para tokoh Nasrani datang ke Masjid Nabawi dan saat sholat Azar tiba, para tokoh Nasrani ini juga hendak mengadakan kebaktian. Nabi kemudian membagi menjadi dua, di sebelah adalah kebaktian dan sebelah lagi untuk sholat. Meski ada sahabat nabi yang mempertanyakan itu, tetapi lagi-lagi Nabi berkata, tidak apa-apa, biarlah mereka juga menjalankan ibadahnya di sini.


Ketika kita sibuk mengklaim agama kita paling benar, justru Tuhan sudah memberikan arahan secara rinci bahwa saling mengasihi itu wajib dilakukan kepada sesama manusia. Frater Kehi mengatakan, dari ayat Kitab Suci dijelaskan bahwa, cintailah sesamamu manusia. Siapakah sesamamu manusia? Ketika Yesus memberi perumpamaan, ada seorang Lewi mengalami kecelakaan di jalan, datang tua-tua, tetapi tidak menolongnya, begitu pula para ahli taurat hanya lewat dan melihat saja. Tetapi, Ketika orang Samaria datang, dialah yang menolong orang itu. 


“Tuhan datang mengutus para nabi mau mengajarkan bahwa cinta kasih itu di atas segalanya. Relasi kita yang saling megasihi itulah yang membuat Tuhan tersenyum,” kata Frater Kehi.


Dalam kitab Suci juga ditekankan bahwa kasihilah sesamamu manusia dan di sana tidak dijelaskan apakah itu sesama Kristen atau tidak. Justru sesama manusia adalah kita dari semua agama maupun kepercayaan yang ada. Alkitab maupun Alquran mengajarkan untuk saling mengasihi dan mencintai antar sesama, bukan karena sama agamanya tetapi karena sama-sama ciptaan Tuhan.


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)