Menyesuaikan Diri di Lingkungan Baru

Isa Oktaviani
By -
0

Menyesuaikan Diri di Lingkungan Baru


"Setiap waktu ada masanya, setiap masa ada waktunya"
--- EST 2020 ---

Tahun 2020 ini memiliki banyak sekali cerita, mulai dari kita yang harus tetap di rumah saja karena pandemi hingga bingung mau ngapain. Tak sedikit yang mengira bahwa tahun ini merupakan tahun yang kurang beruntung karena ada PHK besar-besaran juga sulit sekali menemukan pekerjaan. Galau, gaduh dan bingung luar biasa berbaur menjadi satu. Mungkin hanya sedikit saja yang tidak terlalu terdampak dengan kondisi seperti sekarang ini, aku sendiri tidak di posisi manapun karena sejak dulu tidak bekerja di perusahaan jadi semua sama saja. Namun, sehari-hari sering menemui orang yang terdampak oleh keadaan ini. Prihatin juga tetapi kita harus survive dengan ini semua.



Sejak Maret hingga Juli, aku memang hanya di rumah saja, semua program pelatihan beralih ke daring. Beberapa perubahan terjadi, aku jadi rajin training yang diadakan oleh kantor karena kebetulan aku jadi partner bisnis di Prudential. Ada 21 meeting yang diadakan bersama pembicara hebat terpilih yang diundang oleh kantor untuk berbagi di ruang daring. Ada banyak ilmu baru yang didapatkan, ngga tau apakah bersyukur atau apa dengan keadaan ini karena berkat tidak ada kegiatan offline maka ada banyak pembicara hebat yang memberi pemahaman, mulai dari memperbaiki mindset hingga menemukan pola sukses di industri asuransi.

Setelah kurang lebih empat bulan, aku justru terpanggil untuk mengabdi di NGO yang bekerja untuk perdamaian. Aku juga tidak tahu, kenapa justru memilih itu dan belum sepenuhnya menjalankan bisnis asuransi. Memang, hal berbau perdamaian selalu membuat aku terpukau, senang dan tertantang. Akhirnya pada 4 Agustus aku terbang ke Jakarta, tinggal di rumah perdamaian, Jakarta Pusat. Ini adalah lingkungan baru, orang baru dan semua serba baru. Aku belum pernah bertahan lama di Jakarta, kalau dulu paling hanya dua atau tiga hari saja tetapi sekarang mungkin untuk setahun bahkan dua tahun.

Ketika di lingkungan baru, kita harus bisa menyesuaikan diri. Aku sendiri bisa karena persepsi soal kebhinekaan yang membuat aku cepat nyambung dengan obrolan orang di tempat ini, khususnya bersama direktur dan wakil direkturnya. Mereka yang sudah bekerja untuk kemanusiaan bahkan ketika aku masih sekolah dasar tentu memiliki pengalaman yang sangat banyak. Aku akhirnya bisa berbicara dengan mereka, membincang keadaan di daerah dan juga dapat cerita bagaimana mereka bekerja selama ini. Lingkungan baru memberi semangat baru, hal serba baru dan kita tidak tahu. Apalagi, banyak orang baru yang bertemu dengan kita. Seperti biasa, aku terus pikir positif dan mencoba melakukan hal baik yang aku bisa agar dapat bekerjasama dengan mereka. Ini adalah hal kedua yang aku lakukan untuk menyesuaikan diri, yaitu selalu berusaha berbuat baik dan pikir positif.

Sudah hampir 3 bulan di sini, rasanya menyenangkan, apalagi lingkungannya, rumah yang luas dan ada taman terlebih lagi banyak makanan sehat di sini. Tapi, tetapi saja aku rindu dengan kampung halaman, rindu teman bermain, rindu rumah dan rindu makanan di sana. Inilah sedikit pengalaman dari aku ketika berada di lingkungan baru. Untungnya, sejak hampir 3 bulan ini, aku merasa semua orang menerima dengan baik dan rumah ini seperti rumah sendiri. Sampai jumpa di cerita lainnya.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)