Mengenal Sarah Gilbert, Orang di Balik Vaksin AstraZeneca

Isa Oktaviani
By -
0

Mengenal Sarah Gilbert, Orang di Balik Vaksin AstraZeneca



Situasi covid-19 di Indonesia makin menguat, kita tak bisa menghindari kondisi yang cukup berat ini. Salah satu cara memutus rantai penularan, kita semua tak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia membutuhkan vaksin. Dari berbagai negara mulai melakukan vaksinasi untuk warganya. Indonesiapun melakukan hal yang sama agar angka penularan semakin berkurang.


Aku sendiri juga ikut divaksin pada tanggal 5 Mei 2021 dan menggunakan AstraZeneca. Ternyata, ada kisah manis dari vaksin yang kini menyatu dengan tubuhku. Kisah kemanusiaan sungguh hadir dalam vaksin ini yaitu pemberian hak paten vaksin AstraZeneca sehingga publik bisa mendapatkan harga vaksin lebih murah. Dia adalah Sarah Gilbert, profesor vaksinologi yang sangat mulia. Namanya mulai ramai diperbincangkan karena hasil karyanya kini dapat dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia.

Sarah Gilbert, lahir di Kettering, Northamptonshire pada April 1962. Gilbert memiliki seorang ayah yang bekerja di bisnis sepatu dan ibu yang bekerja sebagai guru Bahasa Inggris. Kini, Gilbert merupakan Profesor Vaksinologi di Universitas Oxford dan salah satu pendiri Vaccitech, sebuah perusahaan bioteknologi yang mengembangkan vaksin dan imunoterapi. 

Gilbert mendapatkan gelar sarjananya di Universitas East Anglia. Ketertarikannya dan kekagumannya pada keragaman pemikiran di bidang sains mendorong dirinya untuk mengambil jurusan biologi. Ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas Hull di mana ia menginvestigasi genetika dan biokimia ragi Rhodosporidium toruloides.  

Menurut laman National Center for Biotechnology Information, vaksin pertama yang digarap Gilbert di Universitas Oxford dimulai pada tahun 1994. Bersama dengan Adrian Hill, Gilbert melakukan penelitian yang berfokus pada vaksin malaria.

Karir Gilbert sebagai peneliti vaksin terus berkembang sejak saat itu. Ia mulai mengerjakan berbagai macam vaksin untuk berbagai penyakit, seperti influenza, Ebola, Mers, dan virus Zika.  

Sebagai Ketua komite manajemen yang mengawasi produksi vaksin di Universitas Oxford, Gilbert dan rekan-rekannya telah menangguhkan semua penelitian vaksin untuk memprioritaskan upaya pengembangan vaksin COVID-19.

Tak banyak yang dapat kita lakukan kecuali berterima kasih banyak kepada Sarah Gilbert, anda luar biasa dan takkan terlupakan oleh siapapun. Nama anda akan abadi dalam sejarah. Terima kasih.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)