Mengenal Manusia Manupulatif

Isa Oktaviani
By -
0

Mengenal Manusia Manupulatif


Aku baru saja mengetahui ternyata ada loh manusia manupulatif, ya dia memanipulasi keadaan. Bahkan aku mengalami sendiri, parahnya baru tahu setelah bertahun - tahun menjalani dan memahami ketika akhirnya tidak ada komunikasi hampir dua bulan sama dia. Rasanya nggak percaya aja sih, kok bisa ada manusia begitu, padahal kita tahu kalau dia ini orang yang sangat baik. Tapi justru aku sendiri bingung, apakah dia tahu kalau sebenarnya dia itu sedang manipulasi keadaan dan perasaannya.


Ternyata memang sulit untuk dipahami, benar - benar semu. Bahkan, penilaian kita entah benar atau salah bahwa dia ini memang manipulatif. Seseorang yang bisa memanipulasi bisa di berbagai hal misalnya pertemanan, hubungan asmara hingga bisnis. Dampaknya cukup kuat sih, terutama kepada korban yang bisa membuat dia sampai stres, apalagi dia telat menyadarinya.


Misalnya nih manipulasi dalam hubungan asmara. Ketika kamu berpacaran sama dia, kamu menjalaninya dengan sangat baik bahkan merasa bahagia, tapi kalian tidak tahu hubungan itu akan berakhir seperti apa namun ada satu hal yang kamu dan dia sadari, sangat kecil kemungkinan untuk kalian menikah. Beberapa kali mencoba untuk berpisah tapi akhirnya balik lagi dan begitu seterusnya. Lalu, salah satu dari pasangan menyatakan seperti ini, aku merasa kamu orang yang paling tepat dan aku tidak mau mencari orang baru lagi, kamulah pasangan aku untuk selamanya.


Awalnya pasti merasa kagum dan kamu merasa sangat dicintai olehnya. Saat itu, kamu sama dia tiba - tiba harus break karena sesuatu, dia mulai cari orang baru tapi orang baru ini tidak merespon dia. Akhirnya kamu menerima dia kembali sama kamu. Kalian melanjutkan hubungan lagi hingga suatu saat kamu berakhir sama dia dan dalam sekejab dia mencari lagi penggantimu, kemudian yang sekarang merespon dia. Coba tebak, apa yang akan dia lakukan sama kamu?


Jawabannya adalah : Dia sudah menganggap kamu sebagai keluarganya, dia tidak yakin bahagia kalau menikah sama kamu. Hmmm, coba ingat - ingat lagi, baru beberapa bulan yang lalu dia bilang tak akan mencari orang baru dan kamulah orang yang akan hidup bersama dia sampai maut memisahkan. Ternyata selama ini dia hanya memanipulasi keadaan, dia tidak bisa kesepian sehingga menjadikan kamu tempat untuknya mencari aman dan zona nyaman. 


Contoh lain adalah hubungan persahabatan. Dia menganggap kamu adalah sahabat terbaiknya, kamu dan dia tidak akan terpisahkan sampai kapanpun. Hari - hari kalian menikmati proses bersama, berbagi cerita dan seolah seperti keluarga. Suka duka sudah dirasakan bersama dan dialah orang terdekat kamu. Tapi, tidak tahu kenapa, dalam waktu yang tiba - tiba dia pergi tanpa memberi kabar kepada kamu.


Usut punya usut, dia hanya menjadikan kamu pelarian untuk mencari rasa aman, setelah dia merasa lebih tenang, tanpa pikir panjang meninggalkan kamu. Lagi - lagi, orang ini memanipulasi keadaan tanpa memikirkan dampaknya kepada orang yang dimanipulasi.


Supaya tidak ada lagi korban manupulatif berjatuhan, aku share beberapa ciri orang manipulatif, ciri - ciri ini aku dapat dari alodokter.com


Ciri Manipulasi yang Harus Anda Ketahui

Seorang manipulator biasanya menggunakan trik-trik untuk membuat korbannya cenderung menyerah pada kemauan dan permintaannya. Oleh karena itu, waspadailah beberapa ciri manipulasi berikut yang umumnya dilakukan oleh seorang manipulator:


Berinteraksi di zona nyaman

Seseorang manipulator biasanya selalu bersikeras untuk bertemu atau berinteraksi dengan Anda di zona nyamannya, misalnya rumah, kantor, atau restoran favoritnya. Hal ini ia lakukan agar bisa mengendalikan keadaan, sehingga ia bisa mendapatkan keinginannya dengan lebih mudah.


Memanipulasi fakta

Seorang manipulator juga umumnya sangat sering memanipulasi atau memutarbalikkan fakta. Ia biasanya sangat pandai dalam berbohong, membuat alasan, menahan informasi penting, atau sering kali menyalahkan korban jika ada suatu hal yang terjadi (victim blaming). Dengan begitu, Anda akan merasa terpojok dan ia bisa lebih berkuasa daripada Anda.


Mudah dekat dengan orang lain

Orang yang manipulatif biasanya akan mudah berbagi rahasia dan ketakutannya untuk membuat Anda merasa istimewa, sehingga Anda juga akan mengungkapkan rahasia Anda kepadanya. Rahasia ini kemudian bisa ia jadikan senjata untuk melawan atau memanfaatkan Anda suatu saat nanti.


Mengajukan pertanyaan pancingan

Ini adalah ciri manipulasi yang biasa terjadi dalam hubungan profesional, tetapi bisa juga terjadi dalam hubungan personal. Untuk memanipulasi, seorang manipulator sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing Anda membagikan pemikiran atau kekhawatiran Anda terlebih dahulu. Setelah itu, ia akan merespons dengan cara yang kurang baik dan memancing perselisihan. Strategi ini memungkinkan manipulator untuk mengontrol dan memengaruhi keputusan Anda, karena Anda merasa bersalah telah mengungkapkan pemikiran yang menyebabkan perselisihan tersebut.


Melakukan perundungan intelektual

Perundungan intelektual (intellectual bullying) juga merupakan salah satu ciri manipulasi. Perundungan intelektual biasanya dilakukan dengan cara memaparkan data atau fakta yang tidak Anda kuasai secara berlebihan. Hal ini kemudian bisa membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berdaya dalam mengambil sebuah keputusan.


Membuat lelucon yang menyinggung

Seseorang yang manipulatif juga sering kali membuat lelucon yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kelemahan Anda, sehingga membuat Anda merasa tidak nyaman atau minder di hadapan orang lain. Dengan begitu, ia akan merasa lebih hebat dan lebih berkuasa daripada Anda.


Membuat Anda merasa bersalah

Ini juga merupakan salah satu ciri manipulasi. Saat Anda sedang bahagia karena suatu pencapaian, seorang manipulator akan mencoba mengecilkan pencapaian Anda dan membandingkannya dengan kebahagiaan orang lain yang lebih besar. Hal ini akan membuat Anda merasa tidak pantas membanggakan pencapaian Anda. Sebaliknya, saat Anda mengalami suatu kejadian yang buruk, manipulator akan mencoba membuat masalah yang ia alami tampak lebih buruk atau lebih mendesak daripada masalah Anda. Hal ini bisa membuat Anda merasa bersalah atas kesedihan yang Anda rasakan.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)