Terminal Pindah, Ibuku Gelisah

Isa Oktaviani
By -
2

Terminal Pindah, Ibuku Gelisah. Angkutan umum khususnya di Pontianak memang agak sulit di temui. Namun, masih ada angkutan umum dari dan ke luar daerah seperti dari Landak, Sanggau, Tayan, Sambas, Nanga Pinoh, Sintang dan lainnya.

Sebagai daerah yang dilewati oleh jalan trans, dusun kami menjadi lalu lintas berbagai kendaraan, termasuk kendaraan umum. Hal ini memudahkan masyarakat yang hendak berbelanja ke kota demi mendapat harga yang lumayan terjangkau.

Ibuku, dia adalah salah satu pelanggan setia bus yang mengangkut penumpang dari Tayan atau Batang Tarang ke Pontianak dan sebaliknya. Hampir setiap bulan menggunakan transportasi umum untuk berbelanja pakaian yang hendak dijual ke kampung.

Meski udah lumayan tua, tapi beliau hafal jalan-jalan yang hendak dilewati karena kebetulan bus yang ditumpangi terminalnya tepat di dekat pasar rakyat, all in one. Apapun yang kamu mau, ada di sana , tanpa repot-repot jalan jauh, di sini semua tersedia.

Namun, entah mengapa tiba-tiba kegelisahan hadir sejak mendapat berita bahwa bus yang biasa ditumpangi harus pindah terminal yang jaraknya cukup jauh. Kebingungan selalu hadir karena transit nya tidak tanggung-tanggung. Kami juga harus siap sedia mengantar akan tetapi ketika ke Pontianak, belanjaannya selalu banyak karena membeli ikan asin untuk pakan ternak di kampung. Sulit jika di bawa dengan motor.

Beruntungnya, telah disediakan pick up pengangkut barang oleh pemilik bus sehingga belanjaan bisa di bawa. Akan tetapi ini membuat kerjaan dua kali dan menambah beban untuk karyawannya. Bagi penumpang juga harus menyesuaikan jadwal oplet dari dan ke terminal Soedarso. 
Lagi-lagi penumpang harus mengeluarkan uang lebih, padahal sebelumnya cukup sekali bayar langsung sampai ke terminal. Apalagi, ibu ku ini tidak terlalu tahu kalau harus menggunakan oplet sebagai transportasi lanjutan dari bus yang dia tumpangi. Dia harus beradaptasi dengan perubahan yang signifikan ini. 

Kami bersedia untuk mengantar dengan sepeda motor, tapi memang ibuku sangat lucu, dia tidak bisa menggunakan helm karena membuat nya mabuk sehingga mengakibatkan dirinya tidak fokus untuk berbelanja atau berjalan.
Kala itu pernah beberapa kali kami bawa dengan sepeda motor, dia jadi lupa akan berbelanja apa dan jalan menuju toko langganan juga hampir lupa.

Jadi wajar saja, dia selalu ngomel-ngomel karena terminal harus pindah. Sebab, angkutan umum itu sangat membantu orang-orang seperti ibuku dan masyarakat di kampung sana.

Aku juga heran, kebijakan ini diterapkan dengan alasan untuk mengurangi kemacetan, katanya begitu. Tapi, kendaraan pribadi semakin hari semakin bertambah. Kendaraan umum malah berkurang, entahlah, akan tetapi menurutku para pemangku kebijakan sudah memikirkannya matang-matang dan akan membuat keputusan yang tepat.

Sudahlah, jangan gelisah lagi ibu, mari nikmati saja semuanya dan belajarlah memakai helm biar tak mabuk lagi. Angkut barang ibu dengan pick up yang sudah disediakan. Tidak masalah jika harus bekerja dua kali bagi pemilik bus, kebijakan ini sudah tepat.

Post a Comment

2Comments

  1. I'm in no doubt coming back again to read these articles and blogs.
    web design San Francisco

    ReplyDelete
  2. I even have been getting a lot of helpful and informative material in your web site.
    UI UX design companies

    ReplyDelete
Post a Comment