Hari Perempuan Internasional, Refleksi Keadilan Hak Untuk Perempuan

Isa Oktaviani
By -
3
sumber : https://www.google.co.id/search?

Hari Perempuan Internasional, Refleksi Keadilan Hak Untuk Perempuan. Hari kamis menjadi moment istimewa bagi beberapa kalangan. Terutama mereka yang peduli akan keadilan hak bagi perempuan. Tepat pada tanggal 8 Maret setiap tahunya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional. Perayaan ini diperingati dengan berbagai cara oleh setiap daerah. Biasanya Hari Perempuan Internasional diperingati dengan mengadakan acara bertajuk "Women March" akan tetapi dengan konsep yang berbeda di setiap daerah.

Indonesia tidak akan sama dengan di negara lain dalam perayaannya. Misalnya di Jakarta, ada beberapa tuntutan yang diangkat dalam acara Women March seperti menghapus peraturan yang diskriminatif, menyediakan akses pemulihan bagi korban kekerasan serta menghentikan intervensi negara untuk tubuh manusia.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa perempuan kerap menjadi korban pelecehan seksual, kekerasan, perlakuan diskriminasi. Perempuan kerap menjadi korban dan selalu menjadi korban kekerasan dan ketidakadilan.

Dari catatan tahunan Komnas Perempuan, tercatat ada 259.150 kasus kekerasan terhadap perempuan (baca : Disini)
Beragam kasus terekam menjadi sebuah catatan penting yang harus diselesaikan bersama agar tidak ada lagi kejadian yang sama terulang atau paling tidak kejadian serupa dapat diminimalisir.

Negara dan semua pihak harus bekerjasama untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi perempuan, bukan malah menjadikan perempuan sebagai alat pemuas dan dapat dimainkan begitu saja.



Dalam rumah tangga, perempuan lagi-lagi menjadi korban KDRT. Banyak kasus yang terjadi hingga akhirnya perceraian pun tak terhindarkan. Kejadian pelecehan seksual juga tidak kalah saing banyaknya. Hampir setiap hari kita mendengar bahkan melihat di sekitar kita kasus tersebut terjadi, tidak hanya bagi mereka yang sudah cukup umur tetapi balita juga menjadi korban.

Tapi, dalam kasus seperti ini lagi-lagi perempuan disalahkan, pakaian yang terbuka dan lain sebagainya. Padahal, berpakaian bagaimanapun perempuan tetaplah bisa terjadi kasus pelecehan karena memang lelaki tidak mampu menahan nafsu nya. Misalnya saja yang terjadi pada teman-teman kita di tanah suci, di tempat suci saja terjadi pelecehan seksual.

Tidak hanya itu saja, berbagai konflik yang terjadi juga melibatkan perempuan sebagai korbannya. Dari kasus agraria hingga pabrik, perempuan juga yang menjadi korban. Hal ini kerap terjadi karena menganggap perempuan mahluk yang lemah dan mudah untuk diperdaya sebab perempuan tidak mampu melawan.

Akan tetapi, kini banyak perempuan yang mau berusara untuk kaumnya, menuntut keadilan bagi perempuan dengan berbagai aksi tidak hanya koar-koar ketika Women March. Banyak perjuangan yang dilakukan bersama untuk mendapat keadilan bagi perempuan dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh perempuan saja tetapi laki-laki juga.



Mereka yang peduli maka akan menjadi bagian dari gerakan tersebut. Tagar #lawanbersama pun menggema dan perempuan membuktikan bahwa mereka bukan mahluk lemah tetapi sama saja dengan lelaki.
Perbedaan hanya lah kodrat saja tetapi jika melihat gender, laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya.

Hingga saat ini, banyak insan perempuan yang terus berjuang untuk keadilan hak bagi kaumnya. Mereka terus bergerak meski tertatih-tatih tapi akan tetap ada dan hadir untuk sebuah keadilan.
Perempuan juga bisa, perempuan kuat dan mampu.

Selamat Hari Perempuan Internasional
#LAWANBERSAMA

Post a Comment

3Comments

Post a Comment