Pengalaman Pertama ke Bali, Menikmati Sepotong Surga Dunia

Isa Oktaviani
By -
0


Sejak mengenal dunia travelling tahun 2016 silam, Bali menjadi salah satu destinasi yang harus banget dikunjungi. Entah kenapa rasanya Pulau Dewata itu teramat spesial untuk didatangi. Setiap melihat ada kerabat yang bertandang ke Bali, gejolak ingin kesana terus meningkat tapi apa daya, duit tak punya hahaahaa jadi angan ke Bali hanya disimpan dalam buku catatan dan harapan. Meski begitu, bukan berarti tak berusaha supaya bisa mencapai tujuan itu, aku masih selalu dan selalu ingin ke Bali. Akhirnya, keinginan itu bukan lagi hanya harapan tetapi kata yang jadi kenyataan.



Tanggal 27 September 2021, kami terbang dari Jakarta ke Bali bersama rombongan interfaith. Pesawat kami akan berangkat pukul 07.05 WIB dan akan tiba pukul 10.10 waktu Bali. Aku sangat exited sekali dan udah nggak sabar menikmati udara Bali. Alhasil, pukul 3 pagi udah bangun dan siap - siap lalu pukul 4.30 kami berangkat dari rumah menuju Bandara. Perjalanan kurang lebih 40 menit karena masih subuh jadi lancar. Setiba di Bandara, aku pikir bakalan sepi banget ternyata rameee sekali dan harus antri untuk verifikasi apakah kita layak terbang atau tidak. Bandara sudah menyiapkan mesin verifikasi untuk memastikan apakah data kita singkron atau tidak dengan aplikasi peduli lindungi.

Setelah drama antri verifikasi dan check in, kamipun boarding pukul 6.30. Wah, pesawat kali ini beda banget dengan biasanya, lebih besar dan panjang. Yaa, ternyata sekarang Garuda Indonesia kerja sama dengan Turkey Airlines untuk melayani penerbangan Jakarta - Bali dengan tempat duduk deret 9 kursi (biasakan cuma 6 kursi yaa). Aku kebagian tempat duduk di kursi nomor 60C, tidak di sebelah jendela, padahal pengen banget di dekat jendela. But it's okay, yang penting bisa terbang dengan nyaman dan selamat. Kami tiba di Bali lebih cepat dari perkiraan, pukul 09.45 waktu Bali sudah tiba di Bandara namun seperti biasa harus verifikasi lagi e-HAC dan foto - foto di spot Bandara. Tiba di Bali, panasnya kayak di Pontianak, cukup menyengat sih.


Rombongan kami di jemput sama Bli Alfin dan langsung menuju villa daerah Seminyak untuk menyimpan barang sembari istirahat sejenak. Villanya bagus banget sih, pas masuk langsung disambut view kolam renang dan taman mini sama ruang makan dan dapur terbuka, nyaman dan homy banget, bakalan betah sih di sini, namanya Villa Jahe, Seminyak. Energi mulai terkumpul kembali, kamipun menyusul rombongan 1 di pusat oleh - oleh Krisna. Iya, jadi sebenarnya kami ada 2 rombongan dengan total 15 peserta, teman - teman lainnya sudah berangkat kemarin tanggal 26, sedangkan kami ber-6 nyusul tanggal 27 (kehabisan seat di tanggal 26).

Lucu banget nih liburan, baru datang langsung ke pusat oleh - oleh, emang beda yaa. Setelah puas menguras isi dompet, kamipun melanjutkan perjalanan menuju Teh Manis punya Mba Tamara Bleszynski untuk makan siang. Tempatnya cozy banget tapi ternyata makanannya ala warteg gitu. Daaann pas kami lagi makan, tiba - tiba doi keluar dong, karena Mba Tamara ini adalah temannya Ust. Nur dan Pdt. Frenki (mereka berdua adalah kepala rombongan perjalanan kali ini). Akhirnya ada dong kesempatan foto bareng sama beliau. Spesial lagi, kami bisa menyaksikan langsung proses bagi - bagi sembako ke masyarakat Bali oleh Mba Tamara. Ternyata, doi ini sering bagi - bagi gitu sejak PPKM diberlakukan dan tentu saja sangat helpfull banget sih bagi masyarakat yang membutuhkan, terima kasih ya Mba, baik sekali. 


Logistik sudah terisi penuh, saatnya melanjutkan perjalanan. Kami menuju Pantai Batu Bolong, keceriaan ombak dan pasir mulai memanggil, rasanya nggak asing sih, pantai ini berasa di Singkawang, Kalimantan Barat. Panas dan menyengat, kamipun foto - foto dan ambil beberapa video untuk konten lalu melipir ke warung menikmati kesegaran es kelapa muda. Kami nggak terlalu lama di sini, panas banget soalnya dan spot foto juga gak banyak, makanya langsung melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Nah, tempat ini yang sangat menggoda sekali, salah satu spot yang aku suka banget sih. 

Demi punya foto bagus di tempat istimewa, aku, kak Dona, Mba Evi, Mba Mua, dan Mba Ulfi coba pilih - pilih outfit di sekitar Tanah Lot, setelah beberapa lama milih, akhirnya dapat juga yang diinginkan dan cocok di badan. Kamipun beli dan langsung ganti pakaian di sana. Rombongan lain ternyata sudah di bawah, tinggal aku sama kak Dona yang ketinggalan. Kamipun bergabung dengan rombongan dan foto bersama. Spot sunset Tanah Lot ini bagus banget sih, hasil foto dan videopun sama sekali tidak mengecewakan. Kurang lebih 2 jam kami menikmati karya terbaik Tuhan di Pulau Dewata ini, perut mulai lapar lagi, minta segera diisi. Akhirnya kami mulai meninggalkan Tanah Lot dan rombongan mulai melaju menuju Warung Pizza Italia Bali, wow kedengaranya asik yaa.


Baru aja sampe di halamannya, Warung Pizza Italia Bali ini sungguh menggoda dan keliatan instagramable banget, lokasinya pas di tepi sawah. Malam kami sangat sempurna dengan sajian pizza Italia yang besar dan mengenyangkan. Ngga ada satupun di antara kami yang kelaparan, padahal cuma pesan 3 paket pizza tetapi itupun ngga habis. Semua kenyang, semua senang, kamipun pulang menuju villa.

Oke, hari pertama selesai. Selanjutnya, aku akan bahas ditulisan berikutnya, penasarankan kami pergi kemana aja selama di Bali? Sabar, nanti aku sharing lagi di ulasan lanjutannya. 
Catatan Perjalanan ke Bali Part 2 baca di sini : Pengalaman Pertama ke Bali, Menikmati Sepotong Surga Dunia (Part 2)













 





Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)