Amazing Grace, Berbagi Kasih di Kampung Nelayan Cilincing

Isa Oktaviani
By -
0
Mentari pagi masih malu-malu menyapa tapi kami udah berangkat menuju titik temu. Kita ketemu jam 6 pagi di Puri Indah Mall yaa, begitu pesan singkat yang disampaikan L ke aku. Jadi kita harus bangun lebih pagi karena tepat hari Sabtu tanggal 11 Maret 2023 lalu kami akan bersama-sama mengunjungi Kampung Nelayan di Cilincing, Jakarta Utara untuk turut serta dalam kegiatan Amazing Grace, waktunya berbagi kasih dengan sesama. Nggak sabar banget ikut karena waktu baca deskripsi kegiatan kayaknya seru, baksos tapi harus menyelesaikan misi ala-ala di Running Man gitu dan pesertanya juga anak-anak, makin exited deh. 

foto bareng panitia dan anak-anak Cilincing

Aku, L dan Lutfia langsung meluncur ke tujuan. Ini adalah pertama kali kami ketemu, jadi kenalan di mobil aja tapi mereka asik banget, berasa udah kenal lama. Tapi kita sama-sama nggak tahu jalan, hanya mengandalkan google maps, alhasil udah dekat tempat acara malah nyasar 2 kali, akhirnya sampai juga di tempat acara. Sesampainya di sana, disambut dengan hangat sama teman-teman panitia dari Buah Tangan (siapa mereka, nanti kita bahas di akhir). Seperti biasa, tak kenal maka tak sayang, udah kenal juga belum tentu sayang, hahaaa. Jadi kita kenalan dulu biar lebih akrab dan kerja samanya makin manteppp.


Waktunya sudah tiba, anak-anak datang memadati ruang lantai 2 Rumah Kerang tanda acara akan segera dimulai. Anak-anak diarahkan untuk mencari nama mereka yang udah dipegang oleh kakak-kakak pendamping, semua berkumpul sesuai dengan kelompok yang udah dibagi. Kemudian tiap kelompok akan berdiskusi apa nama kelompoknya dan juga yel yel. Inilah pitstop satu, setiap kelompok udah punya nama dengan tema laut, ada total 10 kelompok yang siap "bertanding" hari ini. Di sesi ini, pertandingannya adalah adu asik yel-yel, setiap kelompok akan diberi hadiah 5 mutiara putih dan yel-yel terbaik dapat tambahan mutiara emas. Asikkk.

Sesi pertama aja udah heboh dan menggemaskan, hehe karena peserta anak-anak jadi lucu aja gitu. Lanjut liat keseruan mereka menggambar dan mewarnai, tema yang diambil adalah lagi-lagi laut. Proses ini yang cukup membuat kagum karena bisa liat langsung gimana anak-anak ini bisa kerja sama. Bahkan, untuk membuat garis batas gambar aja dikerjain bersama, warnain gambar juga sama-sama. Superb bangettt deh.


Setelah gambar menggambar selesai, saatnya kita beneran "running man". Yaps, semua peserta yakni anak-anak beserta kakak pendamping akan diberikan clue oleh panitia dimana semua peserta ini harus memecahkan untuk bisa lanjut ke tantangan berikutnya. Setiap tantangan tersebut mengandung makna tersendiri, misalnya menemukan gambar dan mengumpulkan sampah, anak-anak ini diajak untuk bisa lebih peka terhadap lingkungan juga bisa menjaga kebersihannya. Selama proses itu berlangsung, nggak peduli terik, haus dan laper tapi mereka sangat antusias, meski harus lari-larian tapi tetap bisa kerja sama tim. Semangat banget sih mereka.

Tapi, ada sesi yang paling menyenangkan sepertinya, anak-anak dan kakak pendamping diberi clue berupa foto yang itu sebenarnya adalah kode untuk menemukan Oma Opa yang tinggal di bibir pantai. Mereka akan melayani di sana, mengajak Oma Opa ngobrol, cerita, bersih-bersih, pijitin dan makan bareng. Oma Opa ini banyak yang tinggal sebatang kara di rumah seadanya terbuat dari triplek dan kalo ujan biasanya bocor. Kehadiran anak-anak ini jadi sedikit pelipur lara mereka, semoga sehat selalu yaaa Oma Opa :)


Udah selesai main-main ke lapangannya, sekarang balik ke Rumah Kerang untuk makan bersama dan belajar tentang termometer emosi dari kak Anas, seorang psikolog anak dan keluarga dari Relasi Diri. Adik-adik juga membuat kerajinan dari mutiara yang dikumpulkan, mereka namakan itu "made from Cilincing" yang mana hasilnya akan dilelang dan dananya untuk didonasikan kembali. 

Kurang lebih 7 jam bersama, saatnya sayonaraaaa. Semua sepakat kalo sesi ini mengandung bawang dan menambah kadar gagal move on. Sebelum berpisah, kita dibuat nangis sama kak Diki karena renungan terbaik untuk mengingat Ibu dan Ayah kita (touching moment) jadi wajar aja, semuanya banjir air mata. Sesi ini juga menjadi pengikat cinta antara peserta, kakak pendamping dan juga panitia, menjadi ruang menyatakan cinta meski hanya lewat tatapan semata. Gak peduli seberapa lama kita bersama, selama ada ketulusan maka kasih itu sungguh mengalir dan sulit dibendung. 


Terima kasih Cilincing untuk cinta dan pembelajaran yang udah diberikan. Sampai bertemu di lain kesempatan :)

Eittzz sabar, kita kenalan dulu sama pihak-pihak yang membuat Amazing Grace ini bisa terjadi.

Buah Tangan

Menyebut diri mereka sebagai Komunitas Filantropis, fokus mengadakan kegiatan-kegiatan sosial dengan berbagai konsep misalnya mengajak oma opa bermain, nobar bersama teman-teman netra, main bareng anak-anak jalanan di kidzilla dan masih banyak lagi karena tiap bulan selalu ada. Setiap kegiatannya selalu open volunteer untuk terlibat, acaranya seru karena mengajak kita untuk melihat dan merasakan langsung kehidupan lain di luar sana yang bisa aja bikin kita makin bersyukur dengan hidup ini. Boleh kepoin instagramnya yaaa buahtangan.present

Relasi Diri

Well-being educator management sebuah agency yang mempertemukan Brand dan Expert - Well Being khusus membahas Psychology, Mental Health dan Self Developmet. Relasi Diri ini dibangun dan dikembangkan oleh kak Anas bersama teman-teman psikolog untuk membuka ruang bertemunya pihak-pihak yang membutuhkan topik sesuai yang diusung oleh Relasi Diri. Relasi Diri menjadi partner untuk kegiatan sosial kali ini. Bisa kepoin lebih dekat di instagramnya relasidiri

Rumah Kerang

Rumah Kerang adalah sebuah tempat yang dikelola oleh Suster-suster Puteri Kasih bersama para relawannya untuk melakukan pendampingan belajar kepada anak-anak Cilincing dan sekitarnya. Umumnya, masyarakat di kawasan itu berada pada taraf ekonomi lemah ke bawah. Pelayanan yang diberikan oleh Suster-suster ini demi memberantas buta huruf dan mereka membuat kelas belajar pagi dan sore hari. Menariknya adalah dalam kasih tidak mengenal kamu agama atau suku apa karena Suster Katolik ini tulus memberi pelayanan kepada masyarakat yang mayoritas muslim. Begitulah seharusnya kita hidup berdampingan, ada cinta karena kita sesama ciptaan Tuhan.

Sekian dulu cerita keseruan di Cilincing, sampai bertemu di kegiatan sosial lainnya :)

kondisi tempat tinggal salah satu Oma Opa Cilincing

sharing bersama kak Anas




























Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)